IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

UTAMA

Banjarbaru, 13 Oktober 2024 – Pencarian panjang terhadap Aditya Dharma Santoso, seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yang dilaporkan hilang sejak 2 Mei 2024 saat melakukan kegiatan geotagging di Desa Sungai Ahas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalteng, berakhir dengan penemuan yang mengejutkan.

Pada Sabtu (12/10/2024) pagi, sejumlah warga yang sedang membuka jalan di kawasan hutan penghijauan PT Asmin, Desa Sei Ahas, menemukan tengkorak manusia. Penemuan ini terjadi sekitar pukul 07.45 WIB. Tengkorak tersebut ditemukan dalam posisi terlentang, bersama beberapa barang pribadi yang diyakini milik Aditya, seperti baju merah dan celana jeans yang ia kenakan saat terakhir kali terlihat.

Penemuan Tengkorak dan Dugaan Identitas

Menurut informasi yang beredar, ciri-ciri tengkorak dan pakaian yang ditemukan memiliki kemiripan dengan Aditya Dharma Santoso. Warga yang melakukan penemuan langsung merekam kejadian tersebut dan membagikan video di beberapa grup WhatsApp, yang dengan cepat menjadi perbincangan publik.

"Saat kami membuka jalan di dalam hutan, kami menemukan tengkorak manusia yang masih dalam kondisi terlentang. Berdasarkan pakaian dan lokasinya, kami menduga kuat ini adalah Aditya," ujar salah satu saksi yang terlibat dalam penemuan tersebut.

Langkah Selanjutnya: Identifikasi Lebih Lanjut

Pihak kepolisian bersama Basarnas dan tim gabungan yang terlibat dalam pencarian sebelumnya, kini tengah berkoordinasi untuk melakukan proses identifikasi lebih lanjut guna memastikan identitas jasad yang ditemukan. Kepala Sub Seksi Operasi Basarnas Palangka Raya, Adliandy Salman, menyatakan bahwa meski bukti awal menunjukkan kesamaan dengan Aditya, masih diperlukan proses identifikasi forensik untuk memastikan kebenaran tersebut.

“Kami menunggu konfirmasi dari pihak kepolisian mengenai identitas jasad. Proses ini membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil yang pasti,” ujar Adliandy.

Kronologi Hilangnya Aditya

Aditya, bersama 15 mahasiswa lainnya, melakukan kegiatan geotagging di area hutan Desa Sei Ahas pada 2 Mei 2024. Kegiatan tersebut adalah bagian dari proyek pemetaan digital. Namun, setelah Aditya berpencar dari kelompoknya untuk melakukan geotagging di petak enam, ia tidak kembali ke titik pertemuan yang telah disepakati.

Rekan-rekannya melaporkan bahwa Aditya hilang kontak sekitar pukul 15.00 WIB, dan pencarian mulai dilakukan pada malam hari oleh tim gabungan dari ULM, Basarnas, BPBD Kapuas, TNI, Polri, serta warga setempat. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan selama lebih dari 10 hari, pencarian dihentikan setelah tidak ada hasil yang memadai.

Duka Mendalam dari Keluarga dan Teman

Kabar penemuan ini membawa duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan seluruh sivitas akademika ULM. Prof. Kissinger, Dekan Fakultas Kehutanan ULM, menyatakan harapannya agar proses identifikasi dapat segera selesai sehingga keluarga dapat memperoleh kepastian.

"Kami turut berduka dan berharap Aditya segera mendapatkan kepastian identitasnya. Ini adalah kejadian yang sangat menyedihkan bagi kami semua," ujarnya.

Pelajaran dari Kejadian Ini

Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dalam kegiatan di alam bebas, terutama di kawasan hutan yang sulit diakses. Bagi para mahasiswa dan peneliti, perencanaan matang, persiapan peralatan yang lengkap, serta kewaspadaan tinggi dalam menjaga keselamatan diri menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.

Sampai saat ini, masyarakat dan tim pencari menunggu hasil identifikasi resmi untuk mengetahui apakah jasad yang ditemukan benar adalah Aditya Dharma Santoso, mahasiswa yang telah hilang selama lima bulan terakhir.

Comments powered by CComment