Kisah Nabi Ibrahim AS, Burung Pipit, dan Cicak: Pelajaran Tentang Pilihan Hati
Dalam sejarah para nabi, terdapat banyak kisah penuh hikmah. Salah satunya adalah kisah Nabi Ibrahim AS saat menghadapi kezaliman Raja Namrud. Dari peristiwa itu, kita belajar dari dua makhluk kecil: burung pipit yang menolong, dan cicak yang justru membantu membakar Nabi Ibrahim AS.
Api Raksasa untuk Membakar Nabi Ibrahim AS
Ketika Nabi Ibrahim AS menolak menyembah berhala dan mengajak kaumnya menyembah Allah SWT, Raja Namrud sangat marah. Ia memerintahkan rakyatnya untuk membuat api raksasa yang begitu besar hingga tak ada manusia yang bisa mendekatinya. Ibrahim pun diikat dan dilempar ke dalam api itu.
Saat itu, semua makhluk seakan terdiam menyaksikan api yang mengerikan. Tapi ternyata, ada makhluk kecil yang bergerak dengan niat masing-masing—ada yang berniat baik, ada pula yang berniat buruk.
Burung Pipit yang Menolong
Tiba-tiba muncul seekor burung pipit kecil. Ia terbang bolak-balik ke sungai, mengambil air dengan paruh mungilnya, lalu menuju api besar untuk menjatuhkan tetes air tersebut. Ia mengulanginya tanpa lelah.
Hewan-hewan lain menertawakannya,
"Hei pipit! Airmu tak akan mampu memadamkan api sebesar itu!"
Namun pipit menjawab,
"Aku tahu air ini tidak akan memadamkan api, tapi aku ingin menunjukkan kepada Allah bahwa aku membela Nabi Ibrahim AS. Inilah yang mampu aku lakukan."
Cicak yang Justru Membantu Api
Berbeda dengan pipit, seekor cicak justru meniup api agar semakin membesar. Ia berpihak pada kaum Namrud yang zalim. Ia meniup-niup dari kejauhan, seolah ingin memastikan api itu benar-benar membakar Nabi Ibrahim AS.
Karena itulah, Rasulullah SAW dalam hadisnya menyebutkan bahwa cicak adalah hewan fasik yang dianjurkan untuk dibunuh karena perbuatannya yang membantu membakar Nabi Ibrahim AS.
Pelajaran Besar dari Dua Makhluk Kecil
Dari dua makhluk kecil ini, kita mendapatkan banyak hikmah:
# Pipit mengajarkan keikhlasan. Meski tahu tak akan berhasil, ia tetap berusaha menolong karena niatnya tulus.
# Cicak mengajarkan bahaya kebencian. Meski tidak diminta, ia memilih membantu kezaliman.
# Setiap makhluk punya pilihan. Sekecil apapun, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas keberpihakan kita—apakah kepada kebenaran atau kebatilan.
# Allah menilai niat. Burung pipit mendapat pahala karena niatnya, sedangkan cicak mendapat dosa karena keburukannya.
Penutup
Pada akhirnya, Allah SWT menolong Nabi Ibrahim AS. Api raksasa itu diperintahkan untuk menjadi dingin dan menyelamatkan, sebagaimana firman-Nya:
> “Wahai api, jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!”
(QS. Al-Anbiya: 69)
Kisah ini mengingatkan kita bahwa di saat kebenaran dan kezaliman berhadapan, kita harus memilih keberpihakan. Mungkin usaha kita tampak kecil seperti pipit, tapi Allah tetap menilainya. Jangan sampai kita menjadi seperti cicak yang justru membantu kezaliman.
Penulis: Abdul
Comments powered by CComment