IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

RENUNGAN

Kisah Abu Lahab: Penentang Keras Dakwah Nabi yang Diabadikan dalam Al-Qur'an

Abu Lahab, yang bernama asli ‘Abdul ‘Uzza bin ‘Abdul Muththalib, adalah paman Nabi Muhammad ﷺ dari garis keturunan ayah. Meski berasal dari keluarga terhormat Quraisy dan memiliki hubungan darah dekat dengan Rasulullah, Abu Lahab justru menjadi salah satu penentang paling keras terhadap dakwah Islam.

Sejak awal Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu dan diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka, Abu Lahab menunjukkan permusuhannya secara terang-terangan. Ketika Rasulullah mengumpulkan keluarganya di Bukit Shafa dan mengajak mereka untuk menyembah Allah yang Esa, Abu Lahab langsung memotong pembicaraan itu dan berkata dengan sinis, "Tabban laka (celakalah engkau), apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami?"

Ucapan kasar itu mendapat tanggapan langsung dari Allah dalam bentuk wahyu. Sebuah surat khusus diturunkan: Surat Al-Lahab (Al-Masad), yang secara tegas mencela Abu Lahab dan istrinya:

"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berguna baginya harta bendanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal."

(QS. Al-Lahab: 1–5)

Ayat ini adalah satu-satunya yang menyebut nama seorang musuh Islam secara eksplisit dalam Al-Qur'an. Hal ini menunjukkan betapa besar penolakannya terhadap ajaran Islam dan betapa keras upayanya dalam menghalangi dakwah Nabi.

Istrinya, Ummu Jamil, juga turut dalam permusuhan itu. Ia dikenal menyebarkan fitnah, menaruh duri dan kotoran di jalan yang biasa dilalui Nabi, serta ikut mencela ajaran Islam. Julukan "pembawa kayu bakar" dalam ayat Al-Qur'an menjadi metafora atas perannya dalam menyulut dan menyebarkan kebencian.

Meski menyaksikan mukjizat dan keagungan akhlak Rasulullah ﷺ, Abu Lahab tetap dalam kekafiran hingga akhir hayatnya. Ia meninggal dalam keadaan hina, terkena penyakit kulit yang menjijikkan, dan bahkan keluarganya sendiri enggan menyentuh jasadnya karena takut tertular. Jenazahnya akhirnya diseret dan dilempar ke lubang oleh para budaknya dengan batu menutupi tubuhnya.

Kisah Abu Lahab adalah pengingat abadi bahwa garis keturunan dan kedudukan duniawi tidak menjamin keselamatan seseorang di hadapan Allah. Ia menjadi simbol keras kepala, kesombongan, dan kebencian terhadap kebenaran.

Red.


 

Comments powered by CComment